Jumlah
penduduk di suatu wilayah tidaklah tetap, akan tetapi selalu berubah sering
dengan berjalannya waktu. Pertambahan penduduk terjadi karena angka kelahiran
dan angka kematian tidak seimbang, dimana angka kelahiran lebih besar dari
angka kematian. Pertambahan penduduk juga dipengaruhi jumlah penduduk yang
masuk dan keluar suatu wilayah yang tidak sama. Pertambahan penduduk suatu
wilayah berupa angka-angka yang kongkrit dalam pertamahan setiap tahunnya,
sedangkan pertumbuhan penduduk berupa besaran prosentasenya saja.
Persebaran
atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam
mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di
Indonesia tidak sama sehingga persebaran penduduk pun tidak merata. Sebagai
contoh di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya mencapai 4 jiwa/kilometer
persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa/kilometer
persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km2 berpenduduk 137 juta
jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat
dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan pun tidak akan dapat
mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Daya
dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain,
sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan
Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya.
Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu
diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan.
Faktor yang
mempengaruhi pesebaran penduduk yang tidak merata:
•
Pengaruh potansi SDA
•
luas daerah yang tidak sama
•
kelahiran yang tidak merata,
•
kematian
•
perpindahan
•
kurangnya lapangan perkejaan
Bagaimana
dampak penduduk yang tidak merata tersebut? Kondisi persebaran penduduk yang
tidak merata merupakan sebuah masalah bagi pelaksanaan pembangunan, karena di
daerah dengan penduduk yang padat tersedia tenaga kerja yang banyak. Namun pada
daerah lain yang penduduknya sedikit seperti di Kalimantan, sulawesi dan Papua,
terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan
pembangunan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk
mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan tenaga terampil dari
daerah-daerah yang penduduknya padat.
Tidak hanya itu dampak
yang di sebabkan karena pesebaran penduduk yang tidak merata sebagai berikut:
1.
Dampaknya pada bidang Ekonomi
Pesebaran penduduk yang
tidak merata dapat menyebabkan pemusatan kegiatan ekonomi hanya pada daerah
tertentu saja. Perkotaan menjadi tempat terjadinya kegiatan ekonomi yang paling
besar. Semua fasilitas perdagangan, industri dan transportasi ada di sana,
Sehingga hasil-hasil pembangunan dan kesejahteraan hanya dinikmati hanya
sebagian orang saja.
2.
Dampak di Bidang Budaya
Budaya masyarakat
Indonesia yang suka bergotong royong dan bekerja sama juga akan hilang jika
terjadi ketimpangan jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan penduduknya jumlahnya
terlalu padat akan membuat persaingan yang sangat ketat sehingga menyababkan
penduduk menjadi lebih individualis
3.
Dampaknya pada bidang sosial
Penduduk yang tidak
merata bisa menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial pada daerah tertentu,
misalnya dikota besar akan muncul pemukiman-pemukiman kumuh di bantaran sungai
yang sangat padat. Penduduk yang padat juga menimbulkan banyaknya aksi
kriminalitas, karena sangat ketatnya persaingan untuk mencari nafkah sehingga
sebagian penduduk tidak mendapatkan pekerjaan atau menganggur. Hal ini
menyuburkan tindak kriminal di masyarakat.
Agar persebaran
penduduk bisa merata di seluruh daratan Indonesia, maka pemerintah melakukan
berbagai upaya. Beberapa diantaranya :
1.
Pemerataan pembangunan
Pemerataan pembangunan
baik diwilayah Indonesia timur, tengah maupun barat akan mengurangi jumlah
penduduk yang memilih untuk mengadu nasib ke pulau Jawa. Jika pembangunan di
daerah-daerah sudah hampir sama dengan di pusat, maka penduduk tidak perlu
keluar dari daerahnya.
Pada akhirnya, mereka
bisa ikut serta membangun daerahnya masing-masing. Dan hal ini akan berdampak
pada pembangunan secara nasional.
2.
Menciptakan lapangan kerja di
daerah-daerah
Salah satu cara
menciptakan lapangan kerja di daerah adalah tidak menjadikan pulau Jawa sebagai
satu-satunya pusat industri di Indonesia. Dengan kata lain, pabrik-pabrik besar
tidak hanya dibangun di Jawa, tapi diseluruh pulau besar di Indonesia secara
merata.
Dengan begitu, penduduk
tidak perlu pergi ke Jawa untuk mencari pekerjaan karena didaerahnya sudah
terdapat lapangan kerja yang bisa menampung mereka.
3.
Transmigrasi
Sebuah data menunjukan
bahwa pulau Papua yang luasnya lebih dari 20% dari luar Indonesia memiliki
penduduk yang jumlahnya kurang dari 1% dari seluruh penduduk Indonesia.
Sementara pulau Kalimantan yang luasnya lebih dari 25% luas Indonesia, jumlah
penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Salah satu cara
mengatasi masalah ini adalah Transmigrasi. Tujuan transmigrasi ini antara lain
adalah :
•
meratakan persebaran penduduk di
Indonesia
•
peningkatan taraf hidup para transmigran
•
pengelolaan SDA di daerah transmigrasi
•
pemerataan pembangunan di seluruh
wilayan Indonesia
•
meningkatkan pertahanan dan keamanan
wilayah Indonesia