Minggu, 23 November 2014

Kewiraswastaan dan Franchise

1.    Kewiraswastaan, Wiraswasta, dan Wiraswastawan
a.       Kewiraswastaan adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh  dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
Keuntungan berwiraswasta:
                                               i.         Kemungkinan untuk mengatur tingkat keuntungan yang di harapkan
                                             ii.         melatih ketajaman intuisi bisnis
                                           iii.         meningkatkan sifat tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
                                           iv.         memilikin wewenang untuk memerintah dan mengelola karyawannya . 
Kerugian berwiraswasta:
                                            i.            Tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan usaha,
                                          ii.            perlunya menjaga relasi yang baik terhadap pihak-pihak terkait dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan ,
                                        iii.             menanggung beban akibat kerugian perusahaan ,
                                        iv.            pencurahan waktu kerja, maupun bentuk pengorbanan lainnya yang berkaitan dengan keluarga.
b.      Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.

c.       Kewiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.

2.    Perbedaan ciri-ciri antara Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar
a.       Perusahaan Kecil :
Perusahaan kecil memegang peranan penting dalam komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukkan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Ciri-ciri perusahaan kecil :                                         Contoh perusahaan :
1. Umumnya dikelola pemilik                                     1. Warung Makan
2. Struktur organisasi sederhana                                  2. Warung kopi
3. Pemilik mengenal karyawan                                    3. Counter
4. Presentase kegagalan perusahaan tinggi
5. Kekurangan manajer yang ahli
6. Modal jangka panjang sulit diperoleh

b.      Perusahaan Besar :
Pada umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional (bukan pemiliknya), Struktur organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan, Persentase kegagalan usaha relatif rendah, dan Modal jangka panjang relatif lebih mudah diperoleh untuk pengembangan usaha.
Ciri-ciri perusahan besar :                                                       
1.      Dikelola bukan oleh pemilik                             
2.      Struktur organisasi kompleks
3.      Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan 
4.      Presentase kegagalan rendah
5.      Banyak ahli manajemen
6.      Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
Contoh perusahaan :
1. BANK
2. ASURANSI
3. TELKOM INDONESIA

3.    Contoh Franchise lokal dan asing yang ada di Indonesia
a.       Contoh franschise local:
                                                              i.      Apotek K-24
                                                            ii.      Minimarket Indomaret
                                                          iii.      Minimarket Alfamaret
                                                          iv.      Robotics Education Centre
                                                            v.      Hazna Hijab
                                                          vi.      Shop&Drive
                                                        vii.      Sabana
                                                      viii.      Resto Bebek H. Slamet
b.      Contoh Franchise Asing
                                                              i.      Dunkin Donuts
                                                            ii.      KFC
                                                          iii.      Mc Donald’s
                                                          iv.      Starbucks Coffee
                                                            v.      J.CO Donuts & Coffee
                                                          vi.      Carrefour
                                                        vii.      Bread Talk
                                                      viii.      Resto Burger King

4.    Keuntungan dan Kerugian Franchise
a.       Keuntungan Waralaba
                                                              i.      Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
                                                            ii.      Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
                                                          iii.      Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
                                                          iv.      Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
                                                            v.      Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
                                                          vi.      Bisa mendapat untung lebih besar?
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
b.      Kekurangan Bisnis Waralaba
                                                              i.      Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
                                                            ii.      Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
                                                          iii.      Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
                                                          iv.      Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
                                                            v.      Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.


Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar