Kita tentunya
menginginkan suatu kehidupan yang selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial
yang berlaku. Akan tetapi, di kehidupan masyarakat yang sekarang ini, hal tersebut
sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat yang selaras
tersebut hanyalah sebatas angan-angan belaka, karena tindakan penyimpangan
sosial pasti selalu ada, meskipun bentuk penyimpangan yang terjadi tersebut
sangat kecil atau ringan.
Sebagai contoh dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu
lintas, berbagai tindak kejahatan, penyimpangan seksual, penyalah gunaan
narkotika, perkelahian pelajar, alkoholisme, penyimpangan dalam gaya hidup yang
lain dari biasanya.
Suatu perilaku dianggap
menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah
segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity)
terhadap kehendak masyarakat.
·
Menurut James W. Van der Zaden
Penyimpangan sosial adalah prilaku oleh
sejumlah orang yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas toleransi.
·
Menurut Robet M. Z. Lawang
Penyimpangan sosial adalah semua
tindakan yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
·
Menurut Paul B. Hortono
Penimpangan sosial adalah setiap prilaku
yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
masyarakat.
Bentuk bentuk penyimpangan sosial:
Penyimpangan harus dapat didefinisikan, maksudnya perilaku
dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria
tertentu dan diketahui penyebabnya. Perilaku menyimpang tidak selamanya
negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat,
misalnya wanita karier, daalam hal ini penyimpangan bisa diterima bisa
juga ditolak. Semua orang pernah melakukan penyimpangan sosial, tetapi
pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk semua orang. Penyimpangan
sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap
sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.
Berdasarkan sifatnya penyimpangan sosial
dibedakan menjadi dua:
a.
Penyimpangan besifat positif
i)
Penyimpangan yang berdampak positif
terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inofatif, kreatif dan
memperkaya wawasan sessorang. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan
masyarakat yang memunculkan wanita karier.
b.
Penyimpangan bersifat negative
i)
Penyimpangan yang bertindak kearah
nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk
ii) Bentuk
penyimpangan yang bersifat negatif antara lain:
(1) Penyimpangan
primer
Penyimpangan yang dilakukan
seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Seseorang
melakukan penyimpangan primer masih bisa di terima di masyarakat.
(2) Penyimpangan
skunder
Perilaku menyimpang yang nyata dan
seringkali terjadi sehingga berakibat cukup parah serta mengganggu orang lain.
Berdasarkan pelakunya dibedakan menjadi
dua:
a.
Penyimpangan individual
Tindakan
yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan
yang telah mapan.Misalnya mencuri, menodong, memeras.
Penyimpangan
individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima:
Pembandel,
Pembangkang , Perusuh atau penjahat, dan Munafik.
b.
Penyimpangan kelompok
Tingak
sekelompok orang beraksi sevara kolektif dengan cara bertentangan dengan
norma-norma masyarakat. Misalnya: mafia obat-obatan terlarang dan narkotika,
geng, dan kelompok penjahat.
Penyebab terjadi penyimpangan social menurut Wilnes dalam bukunya “ punishment and formation” sebab penyimpangan sosial dibagi menjadi dua, Faktor subyektif, berasal dari seseorang itu sendiri (sifat bawaan sejak lahir), Faktor obyektif, berasal dari luar (lingkungan). Ketidak sanggupan menyerap norma-norma kebudayaan, Proses belajar meenyimpang, Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial., dan Ikatan sosial yang berlawanan. Jika seseorang mengalamipenyimpangan sosial,dia tidak dapat menyesuaikan diri denga lingkungannya karena terdapat faktor biologis yang terhambat dan juga berdampak negatif pada pisikologis seseorang.
Upaya
pencegahan penyimpangan sosial dapat dilakukan dengan kontrol sosial. Tujuan
kontrol sosial adalah mengendalikan perilaku individu. Kontrol sosial dapat
dilakukan dengan tindakan seperti kasih saying
yang merupakan sumber utama kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasinya di
dalam keluarga, tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat memberikan kerangka
kesadaran tentang masa depan, percayaan terhadap norma-norma dan aturan sosial dalam
masyarakat yang telah tertanam kuat pada diri seseorang berarti kepatuhan
masyarakat terhadap peraturan itu akan makin kuat juga.
Hal-hal yang bisa
dilakukan menghadapi perilaku dan pelaku penyimpangan sosial antara lain
sebagai berikut :
1.
Mencari kegiatan yang positif baik itu
kegiatan seni, olahraga, sosial maupun keagamaan.
2.
Mempelajari dan meningkatkan pengetahuan
agama sesuai keyakinan yang dianutnya.
3.
Orang tua harus selalu memberikan perhatian
terhadap anak-anaknya.
4.
Pemerintah hendaknya memberikan sanksi
tegas terhadap pelaku perilaku menyimpang, seperti pemerkosa, pemakai
obat-obatan terlarang, dan pengedar obat-obatan terlarang.
5.
Memusnahkan setiap aksi kejahatan,
penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang tersebut.
6.
Tidak mengucilkan mantan pelaku
penyimpangan sosial.
7.
Mengadakan kampanye atau penyuluhan
tentang pentingnya menghindari perilaku menyimpang.