Minggu, 24 Januari 2016

Kemacetan Lalu Lintas

Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor ketimbang bersepeda walaupun jarak tempuhnya cukup dekat.
Kemacetan lalu lintas merupakan hal yang saat ini sudah terbiasa dialami oleh pengguna jalan raya. Terkadang tidak macet menjadi kondisi yang aneh. Kemacetan bukan lagi hanya masalah bagi warga di ibukota, tetapi juga menjadi masalah bagi masyarakat yang berada di kota – kota kecil seperti kota provinsi. Adapun beberapa faktor penyebab antara lain disebabkan oleh pengguna jalan, jenis kendaraan, jalan raya itu sendiri, dan beberapa faktor lain.
Kemacetan selain menyebabkan menurunnya produktivitas karena terbuangnya waktu untuk melakukan perjalanan, disadari atau tidak menjadi penyumbang terbesar dalam penurunan kualitas udara. Polusi CO2 dari kendaraan bermotor telah membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Selain berdampak secara fisik, dampak negatif kemacetan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kondisi mental masyarakat yaitu meningkatnya tingkat stress.
 Oleh sebab itulah, masalah kemacetan perlu diidentifikasi sejak awal, deteksi pemicu terjadinya kemacetan perlu diantisipasi sedini mungkin dan solusi serta kebijakan yang tepat perlu dilakukan. Perlu diketahui meningkatnya jumlah kendaraan bukanlah faktor utama penyebab terjadinya kemacetan, ada beberapa faktor lain yang selama ini tidak kita sadari.
Faktor penyebab kemacetan jalan raya lainnya adalah penggunaan badan jalan sebagai area parkir. Hal ini menjadi saat ini telah menjadi masalah di beberapa kota di Indonesia. Jika dilihat dari insfrastruktur jalan yang tersedia, memang volume kendaraan tak sebanding dengan luas jalan yang ada. Pertumbuhan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan jalan yang tersedia.
Untuk mengatasi kemacetan tersebut, diperlukan masyarakat yang senang menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi. Alternatif ini dapat dicapai apabila pemerintah di tiap daerah mampu menyediakan alat transportasi dengan harga terjangkau, mengutamakan kenyamanan, dan menjangkau semua daerah tujuan penumpang.
Kita sebagai warga Negara dan sebagai pengguna jalan yang meninginkan kenyamanan dalam berkendara tidak ada salahnya untuk tertib dalam berlalu lintas serta disiplin dan mentaati peraturan lalu lintas yang ada. Terlebih saat terjadi kemacetan atau kecelakaan lalu lintas yang membuat perjalanan tersendat, budaya sikap disiplin dalam berkendara serta mentaati peraturan lalu lintas yang ada karena dampaknya kita juga yang menikmati. Selain membuat nyaman dalam berkendara dan berlalu lintas, hal tersebut juga dapat mengurangi resiko kecelakaan yang sering terjadi akibat kurang disiplinnya pengguna jalan dalam berkendara dan berlalu lintas.

Kerusakan Lingkungan



Manusia dan Lingkungan adalah satu kesatuan. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Lingkungan hidup, menurut UU no. 32 tahun 2009, “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam lingkungan hidup. Karena pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri pada akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan manusia di bumi ini.
Namun jika kita tidak menjaga lingkungan  dengan baik, maka akan timbul berbagai kerusakan lingkungan hidup yang berdapak pada kondisi kehidupan di dalamnnya Oleh sebab itu, kita wajib menjaga lingkungan hidup kita agar kehidupan dapat berjalan baik dan seimbang.
Penyebab kerusakan lingkungan hidup bisa dikategorikan dalam dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam.

Selain disebabkan oleh faktor-faktor gejala alam, perilaku dan ulah manusia juga menjadi faktor penyebab kerusakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup sekitar kita. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
·         Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan)
·         Merusak hutan bakau.
·         Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
·         Pembuangan sampah di sembarang tempat.
·         Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
·         Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
·         Pembakaran hutan
·         Pembuangan limbah pabrik di sungai-sungai

Hal tersebut jika tidak segera di tangani akan berdampak terhadap masa depan kelak, di butuhkan kesadaraan manusia itu sendiri dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, karna manusia merupakan salah satu faktor dari penyebab kerusakan lingkungan.
Agar kehidupan yang seimbang dan berjalan dengan baik bisa dirasakan hingga kemudian hari, maka kita perlu mengupayakan pelestarian lingkungan hidup dengan maksimal. Caranya yaitu dengan:
·         Menghindari berbagai perilaku yang dapat mencemari lingkungan.
·         Membuang sampah pada tempatnya atau mendaur ulang bahan-bahan sampah yang dapat dijadikan berbagai jenis barang berguna.
·         Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor untuk mencegah polusi dan pencemaran udara.
·         Melakukan penghijauan di berbagai tempat dan pusat kota.
·         Menanamkan sikap peduli dan prihatin terhadap kondisi lingkungan hidup sekitar pada keluarga supaya lebih menghargai dan mencintai lingkungannya.
Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi lingkungan akan berpengaruh langsung terhadap kondisi manusia. Karena itu sudah selayaknya kita menjaga bumi satu-satunya ini dari kerusakan lingkungan.


Rendahnya Minat Baca di Indonesia

Rendahnya minat baca sangat mempengaruhi kualitas suatu  bangsa, sebab dengan rendahnya minat baca, tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia, di mana pada ahirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsanya.
Mengapa orang-orang Indonesia kurang berminat membaca? Padahal jika dicermati penerbitan buku, majalah maupun koran sangat meningkat. Tetapi sayang,orang di Indonesia lebih minat sekedar membaca koran dan majalah. Sedangkan minat baca yang dimaksud tentunya juga membaca buku yang memuat pengetahuan yang menyebabkan masyarakat suatu negeri memiliki penduduk yang cerdas dan mampu bersaing setaraf dengan masyarakat negeri lain di bidang apa saja didunia internasional.
Banyaknya jenis hiburan, permainan dan tayangan TV yang lebih menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, seperti mencari informasi lewat internet internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak
Selain itu, sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang langka. sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk membaca dan belajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca.
Banyak cara membiasakan diri pada seorang dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan pengetahuan. Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.

Untuk meningkatkan minat baca, kususnya untuk siswa membutuhkan dorongan dan motivasi. Dengan adanya motivasi membaca pada siswa akan memberikan dampak positif yaitu membuat siswa terdorong untuk membaca lagi secara berulang-ulang. Dengan upaya ini semua, diharapkan budaya masyarakat untuk membaca semakin tinggi, sehingga harapan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa bisa terwujud.

Kemiskinan di Indoensia


Berbagai upaya dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi angka kemiskinan tidakmenurun. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 diprediksi mencapai 30,25 juta orang atau sekitar 12,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor, termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar.
Salah satu karakteristik kemiskinan di Indonesia adalah perbedaan yang begitu besar antara nilai kemiskinan relatif dan nilai kemiskinan absolut dalam hubungan dengan lokasi geografis. Jika dalam pengertian absolut lebih dari setengah jumlah total penduduk Indonesia yang hidup miskin berada di pulau Jawa (yang berlokasi di bagian barat Indonesia dengan populasi padat), dalam pengertian relatif propinsi-propinsi di Indonesia Timur menunjukkan nilai kemiskinan yang lebih tinggi.
Papua
27.8%
Papua Barat
26.3%
Nusa Tenggara Timur
19.6%
Maluku
18.4%
Gorontalo
17.4%
persentase berdasarkan total penduduk per propinsi bulan September 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

PROPINSI DENGAN ANGKA KEMISKINAN ABSOLUT TINGGI
Jawa Timur
       4.7
Jawa Tengah
       4.6
Jawa Barat
       4.2
Sumatra Utara
       1.4
Lampung
       1.1
¹ dalam jumlah jutaan pada bulan September 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Jika berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa, maka pada 2015 ada tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa.
Persoalan kemiskinan di Negara berkembang merupakan fenomen global. Karenanya diperlukan peran dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta ataupun pekerja sosial untuk menangani masalah kemiskinan. Terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) tentang suatu kebijakan pemerintah.
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran,kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuksekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana anak anak di indonesia tidak mampu bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Masalah  tersebut lah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan masalah lain yang timbul karna memiskinan adalah banyak orang-orang miskin terkena penyakit dan mereka sulit untuk berobat ke rumah sakit karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidak terlalu menjamin mereka.
            Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara intensif mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia, karna aspek dasar yang dapat dijadikan acuan keberhassilan pembangunan ekonomi adalah teratasinya masalah kemiskinan. Pemerintah indonesia harus terus memberdayakan dan membina masyarakat miskin untuk dapat mengelola sumber-sumber Ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat.



Jumat, 22 Januari 2016

Pengangguran di Indonesia


Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Dengan jumlah total penduduk sekitar 250 juta jiwa, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut di atas digabungkan, indikasinya adalah Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan.
TENAGA KERJA INDONESIA:


        2010
        2011
        2012
        2013
        2014
Tenaga Kerja
  116,527,546
  119,399,375
  120,320,000
  120,170,000
  121,870,000
- Bekerja
  108,207,767
  111,281,744
  113,010,000
  112,760,000
  114,630,000
- Menganggur
     8,319,779
     8,117,631
     7,310,000
     7,410,000
     7,240,000
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74
Angkatan kerja Indonesia pada bulan kedua, bertambah sebanyak 128,3 juta orang atau meningkat 6,4 juta orang dibanding Agustus 2014. Sedangkan dibanding Februari tahun lalu, bertambah sebanyak 3 juta orang.  persen. Hal ini berbanding terbalik dengan angka pengangguran yang bertambah 300 ribu orang. Sehingga total pengangguran mencapai 7,45 juta orang pada Februari 2015 dari realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 7,15 juta orang
Adanya PHK dan daya serap yang agak menurun, sehingga pengangguarn meningkat   sebagian industri yang melakukan PHK adalah industri yang memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut menambah beban biaya produksi sektor industri tersebut.


Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional ditambah terseoknya nilai rupiah terhadap dolar memicu terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah karyawan yang dirumahkan 26.506 orang sepanjang September 2015.
            Pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah memberi banyak insentif bagi penanaman modal, salah satunya kemudahan berinvestasi di kawasan industri.
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung para pengangguran.
Sumber:



Minggu, 17 Januari 2016

Kurangnya Minat Masyarakat Terhadap Koperasi.

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menginformasikan tentang  Kurangnya Minat Masyarakat Terhadap Koperasi. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan beberapa sumber sumber.
Kami menyadari dalam penulisan Laporan ini masih jauh sekali dari sempurna,untuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca yang berminat pada umumnya.


Jakarta, 17 Januari 2016 

Daftar Isi


Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
BAB  I  Pendahuluan                                        
A.    Latar Belakang masalah............................................................................................. 1
B.     Perumusan masalah.................................................................................................... 1
C.     Tujuan .................................................................................................................... 1                    
BAB  II Pembahasan........................................................................................................... 2
BAB III Penutup.................................................................................................................. 5
           A.    Kesimpulan................................................................................................................ 5
Daftar pustaka..................................................................................................................... 6

Bab I
Pendahuluan

A.   Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional. Sekarang banyak koperasi yang tidak aktif lagi dikarnakan kurangnya perhatian dan juga sedikit peminatnya, keadaan koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perubahan zaman dan gengsi saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sesuatu di pasar swalayan.

B.   Perumusan Masalah

1.      Mengapa saat ini koperasi memiliki peminat yang kurang?
2.      Bagaimana cara meningkatkan peminat koperasi?

C.   Tujuan
1.      Mengetahui penyebab kurangmya peminat koperasi
2.      Mencari solusi untuk meningkatkan minat masyarakat



Bab II
Pembahasan
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasarkan asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang dimiliki koperasi  jelas membuat koperasi sebagai badan usaha yang sangat menguntungkan di Indonesia. Koperasi dengan berbagai kelebihanna ternyata sulit berkembang di Indonesia. koperasi di Indonesia seolah jalan ditempat bahkan mengalami kemunduran.
Koperasi dalam perkembangannya di Indonesia mengalami pasang surut. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa koperasi sulit berkembang ? padahal upaya pemerintah dalam memajukan koperasi sudah banyak dilakukan seperti pemberian bantuan dan bukan hanya itu pemerintah juga mebentuk institusi khusus untuk menangani koperasi seperti kementrian koperasi. Dengan adanya lembaga-lembaga resmi yang menaungi koperasi Indonesia, diharapakan koperasi dapat tumbuh sumbur dan semakin sukses menyejahterakan anggotanya. Koperasi di nilai sebagai sarana yang potensial dalam membangun ekonomi Indonesia yang mandiri dan mapan, karena sistem kekeluargaan dalam koperasi tidak akan membelit anggotanya dengan peraturan-peraturan perbankan yang menyulitkan. Namun kenyataannya koperasi masih saja sulit berkembang di Indonesia.
Koperasi yang kurang peminat bisa dikarenakan kalah bersaing dengan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pemberian modal, lembaga pemberian kredit atau lembaga penyimpanan dana misalnya perbankan. Banyak masyarakat Indonesia yang belum benar-benar mengenal apa itu koperasi dan penerapannya. Bagaimana masyarakat bisa berpartisipasi lebih jika masyarakat tidak mengenal apa itu koperasi. Hasilnya anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu kontributif maupun insentif terhadap kegiatan koperasi sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi.
 Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggotanya untuk berpartisipasi membuat koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan memberikan manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.
Sosialisasi Koperasi Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
Selain itu tidak sedikit masyarakat berbicara tentang harga barang di koperasi lebih mahal dari pada di pasar swalayan, sehingga masyarakat jadi enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal dibandingkan harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia konsumen akan memilih untuk membeli suatu barang dengan harga yang murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan koperasi. Dengan enggannya masyarakat untuk bertransaksi di koperasi sudah pasti laba yang dihasilkan oleh koperasi-pun sedikit bahkan merugi sehingga perkembangan koperasi berjalan lamban bahkan tidak berjalan sama sekali.
Promosi diperlukan agar masyarakat tahu tentang koperasi tersebut. Pemerintah dengan gencarnya melalui media massa mensosialisasikan Koperasi kepada masyarakat namun jika sosialisasi hanya dilakukan dengan media massa mungkin hanya akan “numpang lewat” saja. Memang benar dengan mensosialisasikan melalui media massa akan lebih efektif untuk masyarakat mengetahuinya, namun dengan sosialisasi secara langsung untuk terjun kelapangan akan lebih efektif karena penyampaian yang lebih mudah dipahami. Dalam masalah promosi barang yang dijual di suatu koperasi juga mengalami kendala seperti kurangnya promo yang ditawarkan dan kurang kreatifnya koperasi untuk mempromosikan sehingga minat masyarakat juga berkurang untuk dapat ikut serta dalam koperasi.

Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain : 
·         Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
·         Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
·         Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil.   
Bab III
Penutup
A.   Kesimpulan
Koperasi yang kurang peminat bisa dikarenakan kalah bersaing dengan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pemberian modal, lembaga pemberian kredit atau lembaga penyimpanan dana misalnya perbankan. Banyak masyarakat Indonesia yang belum benar-benar mengenal apa itu koperasi dan penerapannya.
Sosialisasi Koperasi Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Selain itu tidak sedikit masyarakat berbicara tentang harga barang di koperasi lebih mahal dari pada di pasar swalayan, sehingga masyarakat jadi enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal dibandingkan harga pasar. Promosi diperlukan agar masyarakat tahu tentang koperasi tersebut


Daftar Pustaka